PEKERJAAN
DAN WAKTU LUANG
I.
Pengertian
Pekerjaan dinilai sebagai kegiatan
manusia yang diarahkan untuk kemajuan manusia, baik kemajuan rohani maupun
jasmani. Pekerjaan memerlukan pemikiran yang sadar sehingga bisa dengan bebas
dapat mengarahkan kegiatannya kepada suatu tujuan tertentu. Dan tujuan yang
dicari dalam pekerjaan yaitu menjadikan pekerja menjadi lebih baik. Baik disini
maksudnya adalah menjadikan pekerja lebih terpenuhi kebutuhan hidupnya dan
keluarga, dan mereka menghindari aktivitas yang menjadikan mereka buruk. Dan
disini, atasan berperan penting dalam mengubah sikap karyawan mereka agar dapat
bekerja lebih keras dan mencapai kinerja pekerjaan yang lebih tinggi. Karyawan
diusahakan supaya menyukai pekerjaan yang ia dapatkan agar dapat menghasilkan
kinerja yang baik. Manager dalam mengubah sikap karyawan juga harus memiliki
kemampuan yang tepat, di berikan reward dan punishment kepada
karyawan tersebut sehingga memunculkan sikap take and give.
II.
Penyesuaian
Diri dalam Pekerjaan
Dawis
dan Lofquist (1984) mendefinisikan penyesuaian bekerja sebagai “proses
berkelanjutan dan dinamis di mana seorang pekerja berusaha untuk mencapai dan
mempertahankan korespondensi dengan lingkungan kerja”. Ada dua
komponen utama untuk memprediksi penyesuaian kerja: kepuasan dan kualitas
memberikan kepuasan yang cukup untuk memenuhi permintaan atau kebutuhan (satisfactoriness). Kepuasan
mengacu pada sejauh mana kebutuhan individu dan persyaratan dipenuhinya
pekerjaan yang dia lakukan. Satisfactoriness menyangkut
penilaian orang lain, dari sejauh mana individu menyelesaikan pekerjaan yang
ditugaskan kepadanya.
III.
Waktu Luang
Menurut
Rabiltuz waktu luang adalah waktu yang tersisa dari pekerjaan yang diharuskan
atau sisa waktu belajar atau waktu untuk melaksanakan kewajiban sehari-hari.
Menurut Muhammad Adil Khithab berpendapat bahwa waktu luang adalah waktu bebas yang oleh seseorang diisi sesuai dengan kegiatan yang dikehendakinya. Sedangkan menurut negara-negara barat, waktu luang didefinisikan sebagai waktu bebas yang tersisa dari 24 jam setelah dikurangi untuk kegiatan penting sehari-hari termasuk tidur. Orang-orang mengisi waktu tersebut dengan kegiatan santai sesuai keinginannya.
Menurut Muhammad Adil Khithab berpendapat bahwa waktu luang adalah waktu bebas yang oleh seseorang diisi sesuai dengan kegiatan yang dikehendakinya. Sedangkan menurut negara-negara barat, waktu luang didefinisikan sebagai waktu bebas yang tersisa dari 24 jam setelah dikurangi untuk kegiatan penting sehari-hari termasuk tidur. Orang-orang mengisi waktu tersebut dengan kegiatan santai sesuai keinginannya.
Menjelaskan Bagaimana Menggunakan Waktu Luang Secara
Positif
Memiliki
waktu luang sangat menyenangkan. Akan tetapi, waktu luang yang tak tertata bisa
membuat kita stres. Bermalas-malasan atau membuang waktu luang biasanya tak
menciptakan rasa bahagia. Anda mungkin malah merasa bersalah dan boros. Ini
membuat kita semakin stres. Untuk mengatasi hal itu, kita hanya butuh
merencanakan dengn baik apa yang akan kita lakukan di waktu luang, hendaknya d iisi
dengan kegiatan-kegiatan positif.
Pertama-tama kita harus merencanakan apa yang akan kita lakukan untuk mengisi waktu luang kita. Kemudian kita harus memberi makna untuk kegiatan kita, kita harus menentukan tujuan kegiatan kita, tujuan yang positif akan menumbuhkan kegiatan yang positif. Ada beberapa kegiatan positif untuk mengisi waktu luang kita. Salah satunya dengan berolahraga untuk menyehatkan tubuh kita dan beribadah untuk mendekatkan diri dengan Tuhan.
Pertama-tama kita harus merencanakan apa yang akan kita lakukan untuk mengisi waktu luang kita. Kemudian kita harus memberi makna untuk kegiatan kita, kita harus menentukan tujuan kegiatan kita, tujuan yang positif akan menumbuhkan kegiatan yang positif. Ada beberapa kegiatan positif untuk mengisi waktu luang kita. Salah satunya dengan berolahraga untuk menyehatkan tubuh kita dan beribadah untuk mendekatkan diri dengan Tuhan.
Self
Directed Changes
I.
Pengertian
Self-directed changes adalah sebuah teori yang mengajarkan
tentang bagaimana kita bisa mengubah diri kearah yang lebih baik dari kenyataan
hidup yang kurang mendukung.
Kalau kita tidak bisa mengantisipasi perubahan, maka kita perlu menjadikan perubahan itu sebagai dorongan untuk mengubah diri.
Kalau kita tidak bisa mengantisipasi perubahan, maka kita perlu menjadikan perubahan itu sebagai dorongan untuk mengubah diri.
II.
Konsep dan Penerapan Self Directed Changes
Mahasiswa
mengetahui dan termotivasi untuk melakukan perubahan pribadi dengan melalui
tahapan:
a.
Meningkatkan
kontrol diri
Mendasarkan diri pada kesadaran bahwa pada setiap manusia
memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan kondisi yang
dimiliki setiap manusia. Itu dapat terjadi sebagai akibat perubahan dalam
struktur kognitif yang dihasilkan oleh perubahan struktur kognitif itu sendiri
atau perubahan kebutuhan juga adanya motivasi internal serta belajar yang
efektif.
b.
Menetapkan
tujuan
Di maksudkan untuk menjaga individu agar tetap tertuju pada
proses pembelajaran, dalam arti dapat mengetahui dan mampu secara mandiri
menetapkan mengenai apa yang ingin dipelajari dalam mencapai kesehatan mental,
serta tahu akan kemana tujuan hidupnya, cakap dalam mengambil keputusan dan
mampu berpartisipasi di masyarakat dan akan mampu mengarahkan dirinya.
c.
Pencatatan
perilaku
Menguatkan perilaku ulang kalau individu merasa bisa
mengambil manfaat dari perilaku yang pernah dilakukan sebelumnya, kemungkinan
lain yang bisa menjadikan seseorang mengulang perilaku sebelumnya karena merasa
senang dengan apa yang pernah dilakukan.
d.
Menyaring
anteseden perilaku
Bisa membagi perilaku sasaran ke dalam perubahan, serta
membantu individu agar lebih siap dalam mempelajari perilaku tersebut.
Pemahaman akan anteseden perilaku membantu individu agar dapat dengan tepat
memilih nilai-nilai dan merencanakan strategi.
e.
Menyusun
konsekuensi yang efektif
Pemahaman dalam arti sehat mental dapat menentukan perubahan
pada individu dalam melakukan mobilitas untuk melakukan segala sesuatu
aktifitas –aktifitas yang dilakukan oleh manusia, dalam menanggapi stimulus
lingkungan, yang meliputi aktivitas motoris, emosional,dan kognitif dalam
mencapai kematangan mental.
f.
Menerapkan
perencana intervensi
Membawa perubahan, tentunya pada perubahan yang lebih baik.
Dalam arti pemahaman nilai-nilai, karakter / watak, dan cara cara berperilaku
secara individual. Dalam arti kita harus lebih memahami cara berperilaku pada
kegiatan proses pembentukan watak dan pembelajaran secara terencana.
g.
Evaluasi
Faktor yang penting untuk mencapai kematangan pribadi,
sedangkan salah satu faktor penting untuk mengetahui keefektivan adalah
evaluasi baik terhadap proses maupun hasil pembelajaran.
[SUMBER]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar